Proyek Resistivity-IP

Data Resistivitas biasanya diinterpretasikan dengan pemodelan baik itu 1-D, 2-D ataupun 3-D. Tahapan pemodelan 1-D biasanya dimulai dari hipotesa model bawah permukaan dari model awal. Respon nilai resistivitas dikalkulasi dan dibandingkan dengan bacaan alat. Hipotesa model awal bumi tersebut kemudian disesuaikan agar mendekati nilai bacaan dari alat(yang telah di koreksi). Validasi nilai ini belum tentu dilakukan dalam sekali proses,terkadang harus beberapa kali(proses iterasi) sehingga nilai optimumnya didapatkan(iterative inversion).

Untuk Pemodalan 2-D,hasil pengukuran yang dilakukan secara mapping(vertikal dan horizontal) dilakukan editing yang berhubungan dengan data yang eror atau dengan validasi dengan data topografi. Hasil final dari data yang sudah di validasi dilakukan proses pemodelan(data kalkulasi dan observasi) sehingga didapatkan nilai yang optimum dengan proses iterasi(iterative inversion). Beberapa faktor yang mendukung untuk mendapatkan nilai yang optimum diantaranya proses pengambilan data yang teliti, penggunaan alat yang sudah dikalibrasi dengan lingkungan sekitar dan juga QC disaat pengukuran. Ketika inversi sudah didapat dengan nilai optimum yang baik maka kita dapatkan penampang 2-D yang bisa digunakan untuk melakukan interpretasi sepanjang lintasan. Range nilai hasil inversi divalidasi dengan data kalibrasi dan data referensi yang ada untuk menentukan klasifikasi batuan atau stratigrafi dan lainya.

Pemodelan 3-D untuk data geolistrik yang umum dilakukan yaitu: Pemodelan 3-D dengan data inputan berupa model flat dari data 2-D. Pemodelan ini banyak digunakan walaupun tidak sesuai secara ilmiah karena nilai topografi tidak dimasukan dalam pemodelan tersebut, ini akan berakibat pada kedalaman dan ketebalan stratifrafi serta perkiraan cadangan. Dan pemodelan tersebut akan sulit untuk dipertanggungjawabkan.

Pemodelan 3-D yang berikutnya adalah dengan melakukan pemisahan range nilai yang sudah didapatkan dilapangan(kalibrasi) dan data referensi sehingga data 2-D yang sudah diinversi dijadikan sebagai model 3-D sebagai model solid yang tentunya sudah terdapat data topografi didalamnya. Model ini akan terdapat kelebihan atau kekurangan dalam hal perhitungan cadangan jika spasi lintasan tidak sesuai dengan pemodelan tersebut karena semakin lebar spasi lintasan maka nilai interpolasi dari tiap lintasan akan semakin tinggi tetapi akan lebih bagus ketika spasi lintasanya rapat. Semakin rapat maka semakin teliti hasil perhitungan cadangan yang akan didapat.

Kami mengerjakan jasa survey geolistrik dan IP sampai pemodelan 3-D yang didalamnya mengestimasi cadangan terkira dari data geolistrik atau IP dengan melakukan kombinasi interpretasi dari berbagai data untuk mendukung keakuratan total cadangan, dan kami juga menyewakan alat-alat resistivity-IP seperti Naniura, Ares, Supersting,Zonge beserta operatornya atau tenaga ahlinya.

Alat-alat Resistivity-IP

Akusisi Survey Resistivity-IP

Beberapa Pengalaman survey geolistrik dan IP kami adalah:

1. Eksplorasi Batubara
2. Eksplorasi Mineral
   1. Mangan
   2. Biji Besi
      1. 
   3. Timah
   4. Nikel/Laterit
   5. Pasir besi
   6. Emas
      1. 
      2. 
3. Pencarian sumber air
4. Geologi bawah permukaan
   1. Area Longsor
   2. Bedrock
   3. Ruang bawah tanah(ruang kosong)
5. Eksplorasi Galian C
   1. Andesit dan Vulkanik
      • Eksplorasi galian C atau banyak dilakukan seperti batu gamping, vulkanik/Andesit atau juga sedimen pasir banyak dilakukan dengan menggunakan metode ini. kemudahan dalam metode ini untuk mengidentifikasi sebaran lateral dan vertikal dari batuan andesit atau vulkanik membuat metode ini sangat membantu karena ukuran dari dimensi batuan tersebut begitu besar dan rata-rata mempunyai kekompakan dan pori-pori batuan yang kecil di bandingkan dengan batuan sedimen.
        
   2. Pasir
   3. Gamping
6. Arkeologi

Selengkapnya di : Proyek Geofisika metode Resistivity-IP/Geolistrik

Mail: roni12404027@gmail.com

Phone: 082114266358