Identifikasi Slope atau bidang Gelincir dari Data Georadar

MENGHITUNG DAN MEMISAHKAN BATUAN VULKANIK DARI DATA GEOLISTRIK DALAM 2-D DAN 3-D

Untuk menghitung dan memisahkan batuan vulkanik dari data geolistrik, ada beberapa metode yang dapat digunakan, di antaranya:

  1. Metode Electrical Resistivity Tomography (ERT): Ini adalah metode survei geofisika yang memanfaatkan prinsip resistivitas elektrik untuk membuat profil subsurface. Data resistivitas dapat digunakan untuk menentukan komposisi batuan vulkanik dari data geolistrik.
  2. Metode Induced Polarization (IP): Ini adalah metode survei geofisika yang memanfaatkan prinsip polarisasi yang diterapkan pada bahan geologi untuk menentukan mineral-mineral yang ada. Data IP dapat digunakan untuk memisahkan batuan vulkanik dari data geolistrik.
  3. Metode Magnetotelluric (MT): Ini adalah metode survei geofisika yang memanfaatkan variasi medan magnet dan medan elektromagnetik untuk menentukan konduktivitas subsurface. Data MT dapat digunakan untuk memisahkan batuan vulkanik dari data geolistrik.

Ketiga metode ini memerlukan pemahaman yang baik tentang geologi dan fisika subsurface untuk menentukan interpretasi yang tepat dari data geolistrik. Oleh karena itu, biasanya dilakukan dengan kerja sama antara ahli geologi dan ahli geofisika.

Oasis Montaj: Pengolahan Data Georadar Lengkap di area sungai untuk kontruksi pedestrian dan Alur Sungai

https://www.youtube.com/channel/UCZO5qsUBWm1hcmxdHkQsRyg

MITIGASI KEGAGALAN KONTRUKSI DARI ZONA LONGSOR DENGAN METODE GEORADAR

https://www.youtube.com/channel/UCZO5qsUBWm1hcmxdHkQsRyg

MENGIDENTIFIKASI KEDALAMAN AIR DAN STRATIGRAFINYA DENGAN METODE GEORADAR

MENGUKUR DIMENSI KOLOM ATAU PONDASI KONTRUKSI JALAN LAYANG

Gambar 1. Batas-batas pondasi terdeteksi di domain waktu

pada gambar 1 ditampilkan radargram dengan identifikasi batas-batas kolom atau pancang dengan adanya penurunan hiperbola.

Gambar 2. Batas-batas horizontal pondasi terdeteksi di domain waktu

Pada gambar 2 terlihat adanya penyambungan batas-batas yang merupakan dimensi horizontal atau top pondasinya. Dimensi horizontal terlihat di sekitar 2.5m dari permukaan dengan lebar dimensi 5.5m.

Gambar 3. Analisa dimensi lebar dan kedalaman dengan domain frekuensi

Dengan menggunakan analisa frekuensi, batas horizontal dan vertikalnya terlihat lebih jelas dengan melihat warna merah yang dari atas ke bawah.

Gambar 4. Batas-batas horizontal dan vertikal pondasi

Dari gambar 4 terlihat dimensi totalnya, untuk kedalaman pondasi sekitar 2.6m dan lebar sekitar 5.6m.

KORELASI DATA BOR DENGAN DATA GEORADAR DENGAN ANALISA COMPLEX ATTRIBUTE

MENDETEKSI JALUR DAN RUTE TAMBANG EMAS RAKYAT DENGAN METODE GEORADAR

RAWA DATA GEORADAR

Pada data georadar domain waktu tidak begitu jelas untuk melihat batas antar lapisan baik yang ada di permukaan maupun yang di bawah dengan kedalaman sampai 10m.

ANALISA DENGAN MENGGUNAKAN REAL PART OF COMPLEX RELATIVE PERMITIVITY
ANALISA DENGAN MENGGUNAKAN Q FACTOR
ANALISA DENGAN MENGGUNAKAN RESISTIVITY ATTRIBUTE
ANALISA DENGAN MENGGUNAKAN COMPLEX ATTRIBUTE
ANALISA DENGAN MENGGUNAKAN COMPLEX ATTRIBUTE
ANALISA DENGAN MENGGUNAKAN COMPLEX ATTRIBUTE

IDENTIFIKASI STRATIGRAFI DI SALURAN SUNGAI DENGAN METODE GEORADAR

Metode georadar bukan hanya untuk kasus di darat bahkan untuk di air sekalipun bisa juga di lakukan pengukuran. Pengukuran georadar di area sungai atau air cukup menggunakan perahu atau rakit bambu baik di naiki atau hanya di jalankan dan ditarik dari ujung ke ujung.

Parameter yang dilakukan harus sesuai dengan kecepatan tarikan atau kecepatan perahu sehingga bisa didapatkan data yang maksimal.

Hasil diatas merupakan pengukuran di area saluran danau yang menggunakan perahu mesin dengan kecepatan sekitar 10m/s. Kedalaman yang dicari sekitar 40m untuk identifikasi lapisan keras sehingga bisa digunakan untuk data pemancangan. Dari data di atas tanah keras terdapat dikedalaman sekitar 15m ke bawah sampai kedalaman 40m sedangkan kedalaman 6m-15m merupakan tanah dengan porositas tinggi yang merupakan sedimentasi sungai, sedangkan lapisan top merupakan area sungai dan lapisan kedua dari lapisan biru merupakan lapisan sedimentasi yang relatif tidak stabil atau sedimentasi lumpur sebelum ketemu dengan lapisan sedimentasi sungainya.